Sejarah Android



1.1.   AWAL MULA PERTEMUAN BERSAMA TIGA PERUSAHAAN YANG MENDUNIA


Telepon cerdas (smartphone) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan sangat baik, hampir berbagai macam vendor-vendor smartphone sudah memproduksi smartphone berbasis Android, vendor-vendor tersebut antara lain HTC, Motorola, Samsung, LG, HKC, Huawei, Archos, WebstationCamangi, Dell, Nexus, SciPone, WayteQ, Sony Ericson, Acer, Philips, T-Mobile, Nexian, IMO dan masih banyak lagi vendor-vendor di dunia yang memproduksi smartphone Android, dikarenakan Android adalah OS mobile yang open platform karena Android sendiri adalah sistem operasi untuk perangkat mobile yang berbasis Linux yang mencakup system operasi, middleware dan aplikasi. Perkembangan teknologi smartphone yang merupakan terobosan baru yang mempermudah masyarakat dalam mengakses fitur smartphone yang benar-benar cerdas didalamnya.


Pada pokok pembahasan berikut akan dijelaskan awal mula karir dari sang penemu Android yaitu Andy Rubin yang mengalami masa-masa sulit dan kejayaan perusaan yang digelutinya bersama tiga (3) perusaan besar yang mendunia, diantaranya adalah Apple, Microsoft dan Google, sampai dimana mempopulerkan Sistem Operasi Android yang bersifat Open Source didunia mobile communication sampai saat ini yang mencapai miliaran aplikasi dapat di-download pada situs penyedia layanan Android.  



1.1.1     Direkrut Apple, Inc.

Pendiri Android,Inc adalah Andrew "Andy" Rubin yang dijuluki juga sebagai “Bapak Android”. Sejak kecil, Rubin sudah terbiasa melihat banyak gadget baru. Ini karena ayahnya, seorang psikolog yang pindah pekerjaan ke bisnis direct marketing, mhenyimpan produk elektronik yang akan dijualnya di kamar Rubin.

Rubin memiliki minat besar pada segala hal berbau robot. Di Carl Zeiss AG, tempat kali pertama ia bekerja setelah lulus kuliah, Rubin berada di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan serta perangkat pengukuran dan manufaktur.

Setelah dari Carl Zeiss, Rubin sempat bekerja di bidang robot di sebuah perusahaan di Swiss. Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin cerah. Namun, hidupnya berubah saat liburan di Cayman Island tahun 1989. Saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika, Rubin tidak sengaja bertemu dengan seorang bernama Bill Caswell. Pria ini sedang tidur di tepi pantai, terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan kekasihnya. Andy menawarkan Bill Caswell tempat tinggal. Sebagai balas budi, Casswell menawarkannya pekerjaan. Kebetulan, Bill Caswell bekerja di Apple.


Di Apple, Rubin mengalami masa-masa yang menyenangkan. Pada saat itu, Apple masih dalam kondisi baik berkat komputer Macintosh. Budaya Apple pun menular pada diri Rubin. Di sana Rubin sempat melakukan kejahilan seperti memprogram ulang sistem telepon sehingga ia bisa berpura-pura sebagai sang CEO, John Sculley (Mantan presiden PEPSI COLA). Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, pria yang gemar membuat lelucon lewat telepon. Namun ketika itu adalah periode Apple tanpa Jobs (1955-2011).


Pada perusahaan Apple, Andi mendapatkan posisi tugas bagian manufaktur dan kemudian Rubin pindah ke bagian riset di Apple. Kemudian, pada 1990, Apple melakukan spin-off untuk membentuk sebuah perusahaan bernama General Magic dan Rubin ikut di dalamnya.

General Magic berfokus pada pengembangan perangkat genggam dan komunikasi. Para engineer yang gila kerja, termasuk Rubin tentunya, berhasil mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Magic Cap. Namun, Magic Cap tidak mendapat sambutan dari perusahaan handset dan telekomunikasi. Beberapa yang menerapkan Magic Cap hanya melakukannya sebentar. General Magic pun akhirnya hancur.  Beberapa pengembang di General Magic, bersama beberapa veteran Apple, kemudian mendirikan Artemis Research. Perusahaan ini mengembangkan sesuatu bernama WebTV, sebuah upaya awal untuk menggabungkan internet dengan televisi. [3]



1.1.2    Direkrut Microsoft, Inc.

Rubin bergabung dengan Artemis untuk ikut mengembangkan WebTV tersebut. Saat Microsoft membeli Artemis, di tahun 1997, Rubin pun ikut bergabung dengan perusahaan raksasa itu. Saat berada di perusahaan Microsoft. Rubin membangun sebuah robot yang dilengkapi kamera untuk mengerjai rekan-rekannya. Robot itu terhubung ke internet dan pada satu insiden sempat dibobol oleh pihak di luar Microsoft.


Pada 1999, Rubin keluar dari WebTV (dan artinya, ia tak lagi menjadi karyawan Microsoft). Rubin kemudian menyewa sebuah toko di Palo Alto, California, dan menyebut toko itu sebagai laboratorium. Di tempat yang penuh dengan berbagai mainan robot koleksi Rubin, lahirlah sebuah ide untuk produk baru. Bersama tiga rekannya yaitu Rich Miner (Wildfive Communications),  Nich Sears ( mantan wakil presiden T-Mobile), dan Chris While (kepala pengembangan desain dan antarmuka di Web TV), Rubin kemudian mendirikan Danger Inc.

Sukses pun diraih Danger melalui sebuah perangkat bernama Sidekick. Aslinya, perangkat ini dinamai Danger Hiptop. Namun, di pasaran ia dikenal sebagai T-Mobile Sidekick dengan harga 10 dollar AS dulunya dan bisa digunakan untuk men-scan sebuah benda dan mendapatkan informasi soal benda itu dari internet. Lalu, tambahkan perangkat radio dan transmitter.

Saat ini, Sidekick memang sudah terlihat usang. Namun pada masanya, Sidekick adalah sebuah benda yang ganjil dengan konsep teknologi yang melampaui zaman.


Sidekick merupakan pengakses data dengan kemampuan telepon. Ketika muncul di pasaran, Sidekick harus menghadapi kenyataan bahwa PDA sedang kehilangan pasar. Namun, Rubin menegaskan bahwa Sidekick bukanlah PDA, dimana platform Sidekick dijadikan platform untuk pengembang pihak ketiga.


Danger memutuskan untuk berbagi keuntungan dengan T-Mobile dalam layanan Sidekick. Dengan demikian, Danger tak mengandalkan penjualan handset sebagai sumber penghasilan satu-satunya, tetapi juga dari layanannya. Ini membuat perusahaan pembuat perangkat (Danger) memiliki tujuan yang sama dengan penjual perangkat (operator telekomunikasi T-Mobile).

Rubin meninggalkan Danger pada 2004. Pada 2008, perusahaannya itu dibeli oleh Microsoft. Sang Raksasa rupanya tertarik untuk memasuki bisnis ponsel dengan lebih agresif lagi. Nilai yang ditawarkan pun tidak tanggung-tanggung. Menurut kabar yang beredar, Microsoft membeli Danger dengan harga 500 juta dollar AS. Namun, pembelian Danger oleh Microsoft ternyata tidak membawa hasil yang memuaskan. Para eksekutif yang tersisa dari Danger digabungkan oleh Microsoft ke dalam Mobile Communication Business, dari divisi Entertainment dan Devices. Kemudian, Microsoft diminta mengembangkan sebuah ponsel yang dikenal dengan sebutan Project Pink. Targetnya, ponsel ini harusnya bisa menjadi pesaing iPhone, BlackBerry, dan Android.
 
Menurut ComputerWorld, Project Pink menderita penyakit klasik di sebuah perusahaan besar. Karena proyeknya cukup bergengsi, ia diperebutkan oleh beberapa pihak. Lebih berbahaya lagi, perkembangannya makin melenceng dari yang diinginkan. Contohnya, awalnya ponsel tersebut akan dikembangkan dengan basis Java, tetapi kemudian diminta untuk menggunakan sistem operasi Microsoft. Sayangnya, Windows Phone 7, yang seharusnya bisa digunakan untuk Project Pink, belum siap. Hasilnya, saat diluncurkan, ponsel yang akhirnya bernama Microsoft Kin ini menggunakan sistem operasi Windows untuk ponsel yang "lawas". Sambutan pasar yang dingin pun membuat Kin akhirnya harus ditutup, hanya beberapa bulan sejak diluncurkan.


Nasib layanan Sidekick, yang diwarisi Microsoft dari Danger, juga tak terlalu baik. Dalam satu insiden, yang masih belum diketahui pasti apa penyebabnya, pelanggan Sidekick tiba-tiba kehilangan semua data mereka. Satu yang perlu diketahui, semua data pada Sidekick memang disimpan "di awan" (dalam hal ini pada server yang dikelola Microsoft dan bisa diakses melalui internet). Nah, ketika server itu mengalami gangguan, semua data pengguna Sidekick pun lenyap. [3]



1.1.3    Direkrut Google, Inc.

Pada awal 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuliah di Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Pasalnya, meski penjualan Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu dinilai cukup baik dari sisi engineering. Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google, ikut hadir dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin untuk melihat Sidekick dari dekat. Rupanya, Page melihat perangkat itu menggunakan mesin cari Google. Ini adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk membuat sebuah ide yang dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud: sebuah ponsel Google.


Lebih kurang dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger dan mencoba melakukan hal-hal baru. Di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android. Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di tahun 2004. "Android berawal dari satu ide sederhana: sediakan platform mobile yang tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan" [3].



1.         Bergabung bersama google

Larry Page saat itu telah memegang prototipe Android. Larry Page tahu bahwa komputer PC lambat laun akan kehilangan popularitas digantikan perangkat mobile. Namun Page berpikir ponsel masih kurang powerful dan software-nya berbeda-beda. Iklan dan layanan Google bisa jadi akan tampil tidak bagus di ponsel. Namun apa yang ditakutkan Page adalah ranah mobile nantinya akan dikuasai pesaing beratnya, Microsoft. Kala itu, Windows Mobile sedang tumbuh pesat. Page pun ingin bertindak cepat untuk mencegah kemungkinan tersebut [6].

 
Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, Android Inc dibeli Oleh Google seharga 50 Juta Dolar AS dan bergabung bersama Google mengembangkan Platform Android, menjadi Kepala SO Android, Google menyebut pembelian itu sebagai akuisisi terhadap sumber daya manusia dan teknologinya saja. Selain Andy Rubin, Google memang meraup banyak orang brilian dari Android termasuk Andy McFadden (pengembang WebTV bersama Rubin, dan juga pengembang Moxi Digital); Richard Miner (mantan Vice President Orange, perusahaan telekomunikasi); serta Chris White (pendiri Android dan perancang interface WebTV) [3]. Kala itu, banyak pihak masih skeptis, terutama para pesaing. CEO Microsoft Steve Ballmer menilai kata-kata Google kosong. Sedangkan Nokia mengira OS tersebut hanya versi Linux biasa dan bukan ancaman signifikan. Seminggu kemudian, Google meluncurkan Software Developer Kit (SDK) Android gratis di websitenya dan mengadakan perlombaan aplikasi terbaik. Niat Google akhirnya disadari, mereka akan merilis OS yang akan digunakan oleh banyak vendor. HTC, Motorola dan LG mengumumkan rencana produksi handset Android. OS ini sepenuhnya bebas dikustomisasi oleh pabrikan. Misi Google adalah semakin banyak orang akan mengakses layanan Google dari Android. Android digadang akan menggantikan PC.

 
Ponsel pertama dengan sistem operasi Google Android akhirnya dirilis tahun 2008. Ponsel besutan HTC yang dinamakan T-Mobile G1 itu diluncurkan di New York dan kala itu digadang-gadang bakal menggoyang dominasi smartphone Apple iPhone ataupun BlackBerry. Ponsel itu mulai dijual di Amerika Serikat pada bulan Oktober seharga USD 179 dan di Inggris pada awal November. Kedatangan Android tentunya meruncingkan persaingan antara Google dengan para rival seperti Apple, Microsoft dan Nokia untuk menciptakan software ponsel generasi masa depan.


Ponsel G1 yang dibundling operator T-Mobile punya fitur layar sentuh dan keyboard sliding qwerty. Juga diberikan tiga pilihan warna bagi konsumen yakni hitam, putih dan cokelat. Fitur Wi Fi,GPS, kamera 3 megapiksel, email maupun instant messaging juga tersedia di ponsel ini. G1 dilengkapi dengan berbagai aplikasi online Google semacam Gmail, YouTube dan juga “Google Maps Street View”. Dengan handset Android, Google ingin memicu makin banyak orang mengakses internet dan memakai layanan pencarian serta iklannya yang jadi sumber pemasukan utama.

HTC Dream cukup laris meski tidak sefenomenal iPhone. Namun, inilah cikal bakal ponsel Android yang kini menguasai dunia.



2.         Revolusi robot hijau

Bersama Google, Android diberi kekuatan ekstra. Perusahaan asal Mountain View, California, itu kemudian membentuk Open Handset Alliance untuk mengembangkan perangkat bagi Android dengan lebih dari 34 rekanan yang bergerak diberbagai bidang usaha diantaranya , Mobile Operator, Handset Manufacturers, Semiconductor Companies, Software Companies dan Commercialization Companies [3], vendor-vendor tersebut antara lain HTC, Motorola, Samsung, LG, HKC, Huawei, Archos, WebstationCamangi, Dell, Nexus, SciPone, WayteQ, Sony Ericson, Acer, Philips, T-Mobile, Nexian, IMO dan masih banyak lagi vendor-vendor di dunia yang memproduksi smartphone Android.
 
Perangkat Android yang hadir di pasaran memang bukan buatan Google. Petarung kelas berat Android termasuk Motorola, Samsung, dan HTC yang masing-masing melemparkan ponsel Android andalan mereka ke pasaran. Dengan menerapkan standar dengan memanfaatkan sistem operasi open source akan mendorong inovasi di industri mobile. Saat ini, Android adalah sistem operasi mobile paling banyak digunakan di dunia, Android yang diciptakan Rubin benar-benar luar sangat biasa - dengan satu miliar lebih pengguna yang senang. Pada tahun 2014 Andy meninggalkan Google, dan mendirikan perusahaan inkubator yang bergerak di bidang teknologi hardware.

Komentar